"Allah menerangi alam dengan cahaya ciptan-Nya, dan menerangi hati manusia dengan cahaya sifat - sifat-Nya. Oleh karena itu, cahaya alam bisa terbenam, akan tetapi cahaya hati dan kegaiban hati tidak bisa terbenam. Seperti kata penyair, 'sesungguhnya matahari pagi akan terbenam dengan datangnya waktu malam, sedangkan matahari hati tidak akan pernah terbenam.'"
Cahaya yang menerangi alam semesta merupakan wujud dari kekuasaan Allah yang dipancarkan melalui mahkluk ciptann-Nya yang bisa terlihat dan dirasakan manfaatnya bagi kehidupan mahkluk-Nya. Sementara cahaya Allah yang dipancarkan dalam hati sanubari para hamba pilihan-Nya merupakan cahaya iman, ma'rifat dan pemahaman yang bersifat batin.
Cahaya yang pertama seperti sinar matahari , rembulan dan bintang - bintang. Sedangkan cahaya yang kedua adalah cahaya Ilahiyah yang bersifat azali yang diterbitkan didalam hati hamba yang menjadi kekasih-Nya, cahaya yang pertama bisa dimakan gerhana, redup, dan padam. sementara cahaya yang kedua tidak akan pernah tenggelam.
Sebagai mana yang dinyatakan Nabi Ibrahim dalam pencariannya untuk menemukan Tuhan seperti disebutkan ayat berikut:
Ketika malam telah menjadi gelap, dia melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata: "Inilah Tuhanku". Tetapi tatkala bintang itu tenggelam dia berkata: "Saya tidak suka kepada yang tenggelam".
QS. al-An'am (6) : 76
Diriwayatkan, ada seorang laki - laki bertanya kepada Sahal bin Abdullah ra. mengenai sumber kekuatan;
Sahal menjawab: "Dialah Tuhan Yang Maha Hidup yang tak akan mati."
Laki - laki itu berkata: " Aku bertanya tentang tiang penyangga dan penguat?"
Sahal menjawab: "Yaitu Ilmu"
Laki - laki itu bertanya lagi: "Aku hanya bertanya pada anda makanan pokok sebagai penguat?"
Sahal menjawab: "Zikir"
Dia bertanya lagi: "Aku hanya bertanya kepada anda tentang makanan penguat jasad."
Sahal menjawab: "Anda tidak memiliki apa - apa buat penguat dan makanan jasad anda. Serahkanlah kepada Tuhan yang menciptakan dan mengurusnya. Jika jasad anda sakit, kembalikan pada penciptanya. Tidakkah anda mengetahui bahwa suatu barang yang dibuat seseorang kalau rusak, maka kembalikan pada pembuatnya, dialah yang bisa memperbaikinya.