Sabtu, 26 Juni 2010

Puisi Tentang Anak

Jika anak dibesarkan dengan celaan, ia akan bekajar memaki
Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, ia akan belajar berkelahi
Jika anak dibesarkan dengan cemoohan, ia akan belajar rendah diri
Jika anak dibesarkan dengan penghinaan, ia akan belajar meragukan diri
Jika anak dibesarkan dengan toleransi, ia akan belajar menahan diri
Jika anak dibesarkan dengan dorongan, ia akan belajar percaya diri
Jika anak dibesarkan dengan pujiaan, ia akan belajar menghargai
Jika anak dibesarkan dengan dukungan, ia akan belajar menyenangi diri
Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang an persahabatan, ia akan belajar menemukan cinta dalam hidupnya.

Mentari Hati Tak Pernah Terbenam

"Allah menerangi alam dengan cahaya ciptan-Nya, dan menerangi hati manusia dengan cahaya sifat - sifat-Nya. Oleh karena itu, cahaya alam bisa terbenam, akan tetapi cahaya hati dan kegaiban hati tidak bisa terbenam. Seperti kata penyair, 'sesungguhnya matahari pagi akan terbenam dengan datangnya waktu malam, sedangkan matahari hati tidak akan pernah terbenam.'"

Cahaya yang menerangi alam semesta merupakan wujud dari kekuasaan Allah yang dipancarkan melalui mahkluk ciptann-Nya yang bisa terlihat dan dirasakan manfaatnya bagi kehidupan mahkluk-Nya. Sementara cahaya Allah yang dipancarkan dalam hati sanubari para hamba pilihan-Nya merupakan cahaya iman, ma'rifat dan pemahaman yang bersifat batin.

Cahaya yang pertama seperti sinar matahari , rembulan dan bintang - bintang. Sedangkan cahaya yang kedua adalah cahaya Ilahiyah yang bersifat azali yang diterbitkan didalam hati hamba yang menjadi kekasih-Nya, cahaya yang pertama bisa dimakan gerhana, redup, dan padam. sementara cahaya yang kedua tidak akan pernah tenggelam.

Sebagai mana yang dinyatakan Nabi Ibrahim dalam pencariannya untuk menemukan Tuhan seperti disebutkan ayat berikut:

Ketika malam telah menjadi gelap, dia melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata: "Inilah Tuhanku". Tetapi tatkala bintang itu tenggelam dia berkata: "Saya tidak suka kepada yang tenggelam".
QS. al-An'am (6) : 76

Diriwayatkan, ada seorang laki - laki bertanya kepada Sahal bin Abdullah ra. mengenai sumber kekuatan;
Sahal menjawab: "Dialah Tuhan Yang Maha Hidup yang tak akan mati."
Laki - laki itu berkata: " Aku bertanya tentang tiang penyangga dan penguat?"
Sahal menjawab: "Yaitu Ilmu"
Laki - laki itu bertanya lagi: "Aku hanya bertanya pada anda makanan pokok sebagai penguat?"
Sahal menjawab: "Zikir"
Dia bertanya lagi: "Aku hanya bertanya kepada anda tentang makanan penguat jasad."
Sahal menjawab: "Anda tidak memiliki apa - apa buat penguat dan makanan jasad anda. Serahkanlah kepada Tuhan yang menciptakan dan mengurusnya. Jika jasad anda sakit, kembalikan pada penciptanya. Tidakkah anda mengetahui bahwa suatu barang yang dibuat seseorang kalau rusak, maka kembalikan pada pembuatnya, dialah yang bisa memperbaikinya.



Sabtu, 23 September 2006

Nasihat Imam Al-Ghazali Kepada Murid



Suatu hari, Imam Al-Ghazali berkumpul dengan murid-muridnya, lalu beliau bertanya ( Teka Teki ) :

Imam Ghazali: "Apakah yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini ?"
Murid 1: "Orang tua"
Murid 2: "Guru"
Murid 3: "Teman"
Murid 4: "Kaum kerabat"
Imam Ghazali: "Semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling dekat dengan kita ialah MATI. Sebab itu janji Allah bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati (Surah Ali-Imran :185).

Imam Ghazali: "Apa yang paling jauh dari kita di dunia ini?"
Murid 1: " Negeri Cina "
Murid 2: "Bulan"
Murid 3: "Matahari"
Murid 4: "Bintang-bintang"
Iman Ghazali: "Semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling benar adalah MASA LALU. Bagaimanapun kita, apapun kendaraan kita, tetap kita tidak akan dapat kembali ke masa yang lalu. Oleh sebab itu kita harus menjaga hari ini, hari esok dan hari-hari yang akan datang dengan perbuatan yang sesuai dengan ajaran Agama".

Iman Ghazali: "Apa yang paling besar didunia ini ?"
Murid 1: "Gunung"
Murid 2: "Matahari"
Murid 3: "Bumi"
Imam Ghazali: "Semua jawaban itu benar, tapi yang besar sekali adalah HAWA NAFSU (Surah Al A"raf: 179). Maka kita harus hati-hati dengan nafsu kita, jangan sampai nafsu kita membawa ke neraka."

Imam Ghazali: "Apa yang paling berat didunia?"
Murid 1: "Baja"
Murid 2: "Besi"
Murid 3: "Gajah"
Imam Ghazali: "Semua itu benar, tapi yang paling berat adalah MEMEGANG AMANAH (Surah Al-Azab : 72). Tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung, dan malaikat semua tidak mampu ketika Allah SWT meminta mereka menjadi khalifah (pemimpin) di dunia ini. Tetapi manusia dengan sombongnya berebut-rebut menyanggupi permintaan Allah SWT sehingga banyak manusia masuk ke neraka karena gagal memegang amanah."

Imam Ghazali: "Apa yang paling ringan di dunia ini ?"
Murid 1: "Kapas"
Murid 2: "Angin "
Murid 3: "Debu"
Murid 4: "Daun-daun"
Imam Ghazali: "Semua jawaban kamu itu benar, tapi yang paling ringan sekali didunia ini adalah MENINGGALKAN SHALAT. Gara-gara pekerjaan kita atau urusan dunia, kita tinggalkan shalat "

Imam Ghazali: "Apa yang paling tajam sekali didunia ini ?"
Murid- Murid dengan serentak menjawab: " Pedang "
Imam Ghazali: " Itu benar, tapi yang paling tajam sekali didunia ini adalah LIDAH MANUSIA. Kerana melalui lidah, manusia dengan mudahnya menyakiti hati dan melukai perasan saudaranya sendiri.



www.sufinews.com